Monday, June 11, 2007

"Bullying" dan "Ijime"

Dua kata yang saya jadikan judul tulisan kali ini adalah dua kata yang sedang populer. Bullying sedang marak di Indonesia lantaran kasus terakhir yang saya baca di internet, yang mengakibatkan kematian seorang bocah laki-laki umur 8 tahun. Sedangkan Ijime juga sedang menjadi topik hangat di Jepang lantaran juga banyak mengakibatkan kematian anak-anak sekolah.

Akan tetapi ada sedikit perbedaan di antara kedua kata tersebut. Bullying di Indonesia cenderung mengarah ke kekerasan fisik seperti pemukulan, yang untuk beberapa kasus mengakibatkan kematian. Sedangkan Ijime cenderung mengarah ke kekerasan mental seperti ejekan atau intimidasi lewat kata-kata yang keras, yang membuat anak-anak yang tidak kuat mentalnya memilih mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri sebagai jalan keluar.

Saya amat sangat prihatin dengan potret buram pendidikan di Indonesia sekarang. Kasus terakhir di Bali itu membuat saya merinding membayangkan kehidupan pendidikan yang mungkin bakal dijalani oleh anak-anak saya. Barangkali mungkin memang tidak di semua sekolah terjadi hal seperti itu. Juga tidak semua anak Indonesia berperilaku seperti itu. Tapi setidaknya kasus di Bali mencerminkan kekerasan fisik yang mengarah ke kriminalitas sudah mulai menjamah anak-anak. Astaghfirullah. Lalu kadang terpikir oleh saya, apakah pendidikan agama sudah tidak berpengaruh di zaman sekarang ini? Jika demikian, dengan jalan apa kita menanamkan cinta kasih kepada anak-anak kita??? Semoga pihak yang berkepentingan cepat mencari jalan keluar agar masalah ini tidak berkembang pesat.

Wednesday, April 18, 2007

Anak Menonton Acara TV: Baikkah?

Ketika saya kecil saya suka sekali menonton film Little House On The Prairie. Menurut saya ceritanya bagus dan pas sekali dengan imajinasi saya sebagai anak-anak. Atau kisah boneka Si Unyil karya anak bangsa sendiri. Itu juga cukup mengibur dan merupakan acara yang saya tunggu-tunggu setiap Minggu pagi. Namun coba tengok ragam acara TV sekarang? Penuh dengan gosip-gosip perceraian artis, berita kekerasan, atau sinetron-sinetron yang terlalu banyak menjual mimpi. Tengok pula tingkah polah anak-anak sekarang yang lebih hafal lagu-lagu dewasa macam Peterpan, Radja, Samsons, Ratu, dan sejenisnya ketimbang lagu-lagu khusus anak-anak karya Ibu Sud, Pak Kasur, atau AT Mahmud. Semua itu benar-benar membuat para orang tua menjadi prihatin.

Keprihatinan para orang tua akhirnya membuat mereka mengambil berbagai macam langkah pengamanan untuk anak-anak. Ada yang melarang anak menonton acara TV. Ada pula yang sekedar membatasi lamanya menonton. Bahkan ada yang memilihkan tayangan TV kabel tertentu saja. Melihat kenyataan seperti itu, saya jadi bertanya-tanya? Begitu banyaknya rumah produksi yang membuat berbagai macam sinetron yang laris manis dan menguntungkan. Kenapa tidak ada satupun dari mereka yang tergerak untuk membuat sesuatu yang sedikit saja idealis: demi kepentingan pendidikan anak-anak?

Sebenarnya, menonton acara TV bukanlah suatu kegiatan yang buruk. Asal, ya itu tadi, acara yang ditonton sesuai dengan pertumbuhan anak-anak. Kalau anak hanya diwajibkan belajar dan belajar terus juga tidak baik. Masa anak-anak juga harus diisi dengan aneka kegiatan yang menghibur. Salah satunya, menonton acara TV yang beredukasi. Ah...saya jadi rindu masa-masa menonton Si Unyil dan Little House On The Prairie. Atau berdendang menyanyikan lagu Kulihat awan seputih kapas, arak berarak di langit luas, andai kudapat kesana terbang, akan kuraih kubawa pulang...

Monday, February 26, 2007

Menikmati Kehamilan

Ini adalah kehamilan saya yang kedua dan sudah memasuki minggu ke-20. Perubahan fisik sudah tampak lebih jelas karena sekarang perut saya mulai terlihat membuncit. Berat badan sayapun mulai bertambah empat kilogram. Sebelum hamil berat badan saya 45 kg. Sekarang menjadi 49 kg. Dari hasil rekaman gambar USG, janin saya juga mulai tampak seperti bayi mungil. Kepala, badan, kaki dan tangan sudah tampak jelas. Sayapun mulai dapat melihat gerakan tangan dan kakinya. Amazing.

Sebenarnya sejak kandungan saya berusia 14 minggu, saya sudah mulai merasakan gerakan-gerakan kecil di dalam perut saya. Saya seperti merasakan kedutan-kedutan kecil dan kadang terlihat dari luar perut. Anak pertama saya sangat senang bisa melihat gerakan-gerakan itu. Terkadang dia berbicara kepada calon adiknya dengan mendekatkan mulutnya ke perut saya. Sebuah pemandangan indah dan mengharukan yang membuat saya merasa menjadi ibu yang paling bahagia di dunia. Kini gerakan-gerakan janin di dalam kandungan saya mulai lebih terasa sedikit keras dan sering. Meski belum terlalu menonjol sampai terlihat di luar perut. Namun saya dapat merasakan bahwa janin saya sekarang sudah mulai membesar, sehingga gerakan-gerakannya pun mulai terasa lebih keras dan sering. Subhanallah.

Semoga kehamilan kedua ini berjalan dengan lancar dan selamat sampai proses persalinan nanti. Amin.